Dalam dunia investasi, mengenali jenis-jenis saham adalah langkah awal yang penting sebelum menanamkan dana. Setiap jenis saham memiliki karakteristik, risiko, dan potensi keuntungan yang berbeda. Artikel ini membahas 12 jenis saham yang umum dikenal di pasar modal, agar Anda dapat mengambil keputusan investasi yang lebih bijak.
1. Blue Chip Stocks (Saham Unggulan)
Saham dari perusahaan besar, mapan, dan bereputasi tinggi. Biasanya stabil dan tahan terhadap guncangan ekonomi. Cocok untuk investor jangka panjang yang mencari kestabilan portofolio. contoh : BBCA
2. Income Stocks (Saham Dividen)
Saham yang rutin membagikan dividen. Ideal untuk investor yang ingin mendapatkan passive income secara berkala. contoh : HMSP
3. Growth Stocks (Saham Bertumbuh)
Perusahaan yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi. Keuntungannya besar, tetapi umumnya tidak membagikan dividen karena laba digunakan untuk ekspansi bisnis. contoh: GOTO
4. Cyclical Stocks (Saham Siklis)
Harga sahamnya naik turun mengikuti siklus ekonomi. Umumnya berasal dari sektor batu bara, otomotif, properti, atau industri berat. contoh: PTBA
5. Defensive Stocks (Saham Defensif)
Tahan terhadap kondisi ekonomi yang lesu. Termasuk sektor kebutuhan pokok seperti makanan, obat-obatan, dan energi. contoh: ICBP
6. Penny Stocks (Saham Murah/Gocap)
Saham dengan harga rendah dan kapitalisasi pasar kecil. Sangat spekulatif dan berisiko tinggi, cocok untuk trader berpengalaman. contoh : KREN
7. Turnaround Stocks
Perusahaan yang sedang dalam masa pemulihan setelah mengalami kemunduran. Jika berhasil bangkit, potensi keuntungannya tinggi. contoh : BUMI
8. Value Stocks
Saham yang diperdagangkan di bawah nilai wajarnya. Cocok untuk value investor yang mencari peluang undervalued di pasar. contoh : INDY
9. Growth at a Reasonable Price (GARP) Stocks
Perpaduan antara growth dan value stock. Saham ini memiliki potensi pertumbuhan dengan valuasi yang tidak terlalu mahal. contoh : BRIS
10. Mother Ship Stocks (Saham Kapal Induk)
Saham perusahaan induk yang memiliki banyak anak usaha dan afiliasi. Jika saham induknya bergerak, biasanya saham afiliasinya ikut terdampak. contoh : ASII
11. Speculative Stocks (Saham Spekulatif)
Saham dengan potensi cuan besar tetapi tanpa fundamental kuat. Cocok untuk trader yang siap menanggung risiko tinggi. contoh : Saham IPO
12. Thematic Stocks (Saham Tematik)
Saham yang naik karena tren tertentu, seperti energi terbarukan, AI, atau kendaraan listrik. Seringkali naik karena hype pasar. contoh : BREN
Penutup
Memahami jenis saham adalah fondasi penting sebelum membentuk portofolio investasi. Tidak semua saham cocok untuk semua investor, oleh karena itu kenali profil risiko Anda dan pilih jenis saham yang sesuai.
Tertarik belajar lebih dalam tentang strategi investasi? Ikuti terus update artikel di blog ini dan dapatkan panduan lengkap yang mudah dipahami oleh pemula.