Investasimu Sering Gagal? Coba Cek Cara Otakmu Bekerja!
Kenapa Kita Sering Salah Ambil Keputusan Saat Investasi?
Jawabannya ternyata tersembunyi di dalam cara kerja otak kita sendiri
Apa Hubungan Antara Otak dan Investasi?
Pernah merasa yakin banget saat membeli saham, tapi hasilnya malah zonk? Atau sebaliknya, sudah ragu-ragu mau jual, eh ternyata harganya naik terus? Kalau kamu pernah mengalami hal seperti ini, tenang—bukan kamu yang sepenuhnya salah, tapi bisa jadi karena cara kerja otakmu yang belum kamu pahami.
Topik ini dibahas secara mendalam di bidang bernama neuroekonomi—gabungan antara ilmu saraf dan ekonomi yang mempelajari bagaimana otak kita membuat keputusan finansial.
Otak Kita Masih Pakai Sistem Lama
Otak manusia berkembang sejak ribuan tahun lalu untuk membantu kita bertahan hidup. Saat kita berhadapan dengan uang, otak memperlakukan itu seolah-olah seperti ancaman atau hadiah yang menentukan hidup-mati.
Inilah mengapa ketika portofolio kita merah, kita bisa langsung panik. Sebaliknya, saat cuan besar, kita jadi euforia. Padahal, pasar saham bukan hutan, dan investasi bukan perburuan. Tapi sayangnya, otak kita masih pakai sistem lama yang reaktif dan emosional.
Emosi Berperan Besar dalam Keputusan Investasi
Menurut penelitian di bidang neuroekonomi:
- Rasa takut memicu bagian otak yang sama dengan ancaman fisik.
- Keserakahan mengaktifkan dopamin, mirip efek euforia.
- Penyesalan bisa menciptakan trauma investasi jangka panjang.
Ini menunjukkan bahwa edukasi investasi seharusnya tidak hanya berfokus pada angka dan analisis, tapi juga pada psikologi dan perilaku investor itu sendiri.
Apa Solusinya?
- Kenali Emosi Sebelum Ambil Keputusan.
Tanyakan pada diri sendiri: “Apakah ini reaksi emosional atau keputusan rasional?” - Tunda Tindakan Saat Emosi Memuncak.
Ambil jeda. Jangan langsung beli/jual saat panik atau FOMO. - Gunakan Sistem atau Rencana Investasi.
Strategi yang ditulis lebih dulu bisa menyelamatkanmu dari keputusan impulsif.
Kesimpulan: Edukasi Investasi Dimulai dari Mengenali Diri Sendiri
Investasi bukan cuma soal return, tapi juga tentang bagaimana kita mengelola risiko, tekanan, dan harapan. Makin kamu mengenal cara kerja otakmu, makin siap kamu menghadapi pasar.
Mulailah edukasi investasi dari dalam dirimu sendiri. Perbanyak menambah literasi, baca buku, nonton kontent edukasi,diskusi dengan sesama investor dan tetap rendah hati.