Apa Itu Stock Split? Cara Kerja, Contoh, dan Strategi Untung

Apa Itu Stock Split? Cara Kerja, Contoh, dan Strategi Untung

Pernahkah kamu mendengar kabar bahwa saham perusahaan terkenal seperti GOTO, BBRI, atau UNVR mengalami “stock split”? Lalu, muncul pertanyaan: apakah itu kabar baik atau justru sinyal bahaya?

Bagi investor pemula maupun tingkat menengah, memahami istilah stock split adalah hal krusial. Tidak hanya berdampak pada harga saham, tapi juga menyentuh aspek psikologis pasar, strategi investasi, dan bahkan potensi keuntungan.

Dalam tulisan ini, kita akan membahas secara mendalam:

  • Apa itu stock split?
  • Istilah-istilah penting yang berkaitan
  • Contoh sederhana stock split
  • Dampak terhadap investor
  • Hubungannya dengan inflasi saham dan dilusi
  • Strategi jitu dan life hacks setelah terjadi stock split

Apa Itu Stock Split?

Stock split adalah pemecahan saham yang dilakukan oleh perusahaan untuk menurunkan harga per lembar saham tanpa mengubah nilai total kepemilikan investor.

Contoh sederhana:
Jika kamu punya 1 lembar saham seharga Rp10.000 dan perusahaan melakukan stock split dengan rasio 1:10, maka kamu akan memiliki 10 lembar saham dengan harga Rp1.000 per lembar. Nilai total saham tetap Rp10.000.

Tujuan utama:

  • Menurunkan harga saham agar lebih terjangkau oleh investor ritel
  • Meningkatkan likuiditas saham di pasar
  • Memberi sinyal positif terhadap kinerja perusahaan

Istilah-istilah Umum Terkait Stock Split

Istilah Pengertian
Stock SplitPemecahan saham, harga turun tapi jumlah lembar saham naik
Reverse Stock SplitKebalikan dari stock split; menggabungkan saham, harga naik
Rasio SplitPerbandingan jumlah saham lama dan baru (misalnya 1:10 atau 1:5)
Ex-DateTanggal di mana saham mulai diperdagangkan dengan harga baru
Cum-DateTanggal terakhir untuk memiliki saham agar dapat stock split
Nominal ValueNilai dasar saham (yang tidak selalu berubah saat stock split)
LikuiditasSeberapa mudah saham diperdagangkan di pasar
Market CapitalizationNilai total perusahaan berdasarkan harga pasar × jumlah saham

Contoh Nyata Stock Split di Indonesia

1. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk – BBRI

Pada 2021, BBRI melakukan stock split dengan rasio 1:5. Harga saham dari sekitar Rp4.000 menjadi sekitar Rp800 per lembar. Jumlah saham meningkat 5 kali lipat, tapi nilai investasi investor tidak berubah.

2. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk – GOTO

Pada pertengahan 2024, GOTO melakukan stock split 1:5. Harga saham dari sekitar Rp140 menjadi Rp28. Meski tidak mengubah fundamental, hal ini membuat saham GOTO lebih “terjangkau” dan likuid.

Kenapa Perusahaan Melakukan Stock Split?

  • Menarik Investor Ritel: Harga saham lebih terjangkau
  • Meningkatkan Likuiditas: Volume transaksi naik
  • Psikologis Pasar Positif: Sinyal manajemen optimis
  • Menyesuaikan Harga Saham: Agar sejajar dengan kompetitor

Dampak Stock Split Bagi Investor

Positif:

  • Aksesibilitas lebih tinggi
  • Volume transaksi meningkat
  • Sinyal optimisme perusahaan

Negatif atau Netral:

  • Tidak menambah nilai investasi
  • Harga bisa fluktuatif karena sentimen
  • Potensi spekulasi meningkat

Hubungan Stock Split dengan Inflasi Saham & Dilusi

Apakah stock split menyebabkan dilusi? Tidak. Stock split tidak mengubah porsi kepemilikan. Ini berbeda dengan right issue.

Apakah berkaitan dengan inflasi saham? Dalam konteks informal, bisa. Terlalu banyak saham beredar bisa menciptakan persepsi negatif jika tidak diimbangi fundamental yang kuat.

Hal yang Perlu Dilakukan Setelah Stock Split

  • Cek Portofolio: Pastikan penyesuaian jumlah lembar dan harga.
  • Pantau Harga: Perhatikan tren pasca stock split.
  • Analisis Fundamental: Tetap analisa kinerja perusahaan.
  • Manfaatkan Momentum: Ambil peluang beli saat harga menarik.

Strategi dan Hacklife Setelah Stock Split

  • Gunakan Strategi DCA: Beli bertahap saat harga turun.
  • Watchlist Saham Potensial Split: Cek saham dengan harga tinggi dan kinerja bagus.
  • Gunakan Sentimen Positif: Momentum stock split bisa dimanfaatkan.
  • Jangan Terjebak Harga Murah: Selalu analisis valuasi.
  • Prioritaskan Saham Blue Chip: Lebih aman dibanding saham gorengan.

Apakah Stock Split Cocok untuk Pemula?

Jawaban: Ya, dengan catatan. Stock split cocok untuk pemula yang ingin mulai berinvestasi, tapi tetap harus analisa dan tidak asal beli karena harga murah.

Kesimpulan

Stock split adalah strategi korporasi yang memberi peluang cuan jika dimanfaatkan dengan baik. Namun, tetap perlu riset, kesabaran, dan analisa agar tidak hanya ikut-ikutan tren.

  • Harga saham turun, tapi nilai investasi tetap
  • Perlu strategi akumulasi seperti DCA
  • Bukan penyebab dilusi
  • Psikologi pasar bisa jadi penentu arah harga

Dengan pemahaman ini, kamu bisa lebih percaya diri saat membaca kabar “Saham XYZ Stock Split”. Jadilah investor cerdas, bukan spekulan!

Next Post Previous Post
Gabung Grup WhatsApp

Dapatkan insight dan diskusi eksklusif seputar investasi langsung dari komunitas.

Gabung Sekarang
UNLOCK NOW

Unlock additional opportunities with our Reward Programs for You

GET REWARDS