Investasi saham sudah ada sejak ratusan tahun lalu, tapi cara menganalisisnya terus berubah. Dulu, investor mengandalkan catatan manual, rasio dasar, dan grafik tangan. Sekarang, data real-time, algoritma canggih, hingga AI ikut menentukan keputusan.
Di artikel ini, kita akan bahas perbandingan antara analisa saham versi lama dan versi terbaru — lengkap dengan kelebihan, kekurangan, dan bagaimana cara gabungkan keduanya.
1. Analisa Saham Versi Lama (Old School)
Metode ini banyak digunakan sebelum era digital. Biasanya mengandalkan dua pendekatan utama:
a. Analisa Fundamental Tradisional
Fokus ke laporan keuangan cetak, baca prospektus, dan rasio dasar seperti:
✅ PER
✅ PBV
✅ ROE
✅ DER
Investor legendaris seperti Benjamin Graham dan Warren Buffett adalah contoh pengguna analisa ini.
Kelebihan:
⭕ Fokus pada nilai intrinsik jangka panjang
⭕ Cenderung stabil dan konservatif
⭕ Cocok untuk investor sabar
Kekurangan:
⭕ Kurang responsif terhadap perubahan cepat di pasar
⭕ Tidak mempertimbangkan faktor eksternal seperti tren teknologi, sentimen media, dll
b. Analisa Teknikal Manual
Menggambar grafik sendiri, mengamati pola-pola klasik seperti:
✅ Head and Shoulders
✅ Support & Resistance
✅ Moving Average dasar
Kelebihan:
⭕ Bisa bantu cari timing beli/jual
⭕ Cocok untuk trader harian atau mingguan
Kekurangan:
⭕ Subjektif dan rawan overfitting
⭕ Sulit dipakai dalam volume data besar
2. Analisa Saham Modern (Modern Approach)
Di era sekarang, teknologi memudahkan investor mengambil keputusan berdasarkan data yang lebih besar, cepat, dan kompleks.
a. Data Analytics dan Big Data
Investor modern bisa menganalisis:
✅ Sentimen pasar dari media sosial
✅ Performa sektor berdasarkan makroekonomi
✅ Perbandingan multipel saham se-sektor dengan satu klik
Tools: TradingView, Finviz, Stockbit Pro
b. AI dan Machine Learning
Beberapa platform kini memakai algoritma untuk:
✅Prediksi harga saham
✅ Screening saham dengan puluhan indikator
✅ Rekomendasi otomatis berdasarkan profil risiko
Contoh: ChatGPT untuk riset saham, Quant Investing, atau AI Screener di platform broker.
c. Analisa Behavioral & ESG
Investor modern juga mempertimbangkan:
✅Perilaku investor (sentimen, FOMO, fear)
✅ Faktor keberlanjutan (ESG: Environment, Social, Governance)
3. Mana yang Lebih Baik?
Tidak ada yang 100% lebih baik. Yang penting adalah:
⭕ Gabungkan Keduanya Secara Cerdas
Contoh: Gunakan analisa fundamental klasik untuk nilai intrinsik
⭕ Pakai data modern & AI untuk screening dan deteksi tren
⭕ Tambahkan analisa perilaku investor untuk memahami pergerakan jangka pendek
Tips Praktis untuk Investor Pemula
1. Mulai dari Dasar: Pelajari laporan keuangan dan rasio dasar dulu
2. Gunakan Tools Modern: Coba screener berbasis data (Stockbit, TradingView, AI Screener)
3. Pahami Sentimen Pasar: Ikuti berita, media sosial, dan perilaku investor
4. Jangan Lupakan Prinsip Dasar: Investasi tetap butuh logika dan manajemen risiko
Penutup
“Zaman boleh berubah, tapi tujuan investasi tetap sama: mencari bisnis bagus dengan harga masuk akal.”
Analisa saham modern bukan untuk menggantikan metode lama, tapi untuk menyempurnakannya. Dengan memahami keduanya, kamu bisa jadi investor yang lebih bijak dan adaptif di era digital.