Perbedaan Investasi Saham Syariah dan Konvensional: Panduan Lengkap untuk Pemula

Pendahuluan

Dalam dunia investasi saham, ada dua pendekatan utama yang sering dibahas: saham syariah dan saham konvensional. Keduanya bisa memberikan keuntungan, namun memiliki prinsip dan mekanisme yang berbeda, terutama dalam hal etika dan kepatuhan terhadap hukum Islam. Artikel ini akan membedah perbedaan keduanya secara praktis dan mudah dipahami.

1. Prinsip Dasar

Saham Syariah berlandaskan pada prinsip ekonomi Islam, yang melarang riba (bunga), gharar (ketidakpastian berlebih), dan maysir (judi). Sedangkan saham konvensional tidak memiliki batasan khusus dalam aktivitas bisnisnya selama sesuai hukum negara.

2. Jenis Usaha Emiten

Perusahaan dalam saham syariah harus bergerak di sektor yang halal, seperti makanan, kesehatan, energi, teknologi, dan sebagainya. Sementara itu, saham konvensional bisa berasal dari sektor mana saja, termasuk yang haram menurut Islam, seperti perbankan riba, alkohol, rokok, atau perjudian.

3. Struktur Keuangan

Dalam saham syariah, struktur keuangan emiten diawasi. Rasio utang berbasis bunga tidak boleh melebihi 45% dari total aset, dan pendapatan non-halal harus di bawah 10%. Saham konvensional tidak memiliki batasan semacam ini.

4. Filter dan Screening

Saham syariah harus melewati proses screening yang dilakukan oleh OJK dan Dewan Syariah Nasional. Saham yang lolos masuk ke dalam Daftar Efek Syariah. Saham konvensional tidak memerlukan filter khusus.

5. Mekanisme Transaksi

Transaksi saham syariah mengikuti prinsip akad yang sah dalam Islam. Misalnya, tidak ada margin trading berbasis bunga. Beberapa platform juga menyediakan fitur syariah-only untuk memudahkan investor Muslim.

6. Dividen dan Capital Gain

Keduanya tetap memberikan dividen dan capital gain, namun saham syariah memastikan sumber keuntungan berasal dari bisnis halal. Dalam saham konvensional, sumber keuntungan bisa berasal dari sektor manapun.

7. Kesesuaian untuk Investor Muslim

Jika kamu ingin investasi yang sesuai dengan prinsip agama Islam, maka saham syariah adalah pilihan tepat. Saham konvensional bisa tetap menguntungkan, namun tidak menjamin kehalalan penghasilan.

8. Regulasi dan Pengawasan

OJK memiliki regulasi khusus untuk saham syariah dan menerbitkan Daftar Efek Syariah dua kali setahun. Selain itu, ada indeks syariah seperti ISSI, JII, dan JII70 yang memudahkan pemantauan.

9. Alasan Memilih Saham Syariah untuk Investasi

Investor disarankan memilih saham syariah karena lebih dari sekadar keuntungan finansial. Berikut alasannya:

  • Halal dan Etis: Cocok untuk investor Muslim yang ingin memastikan dananya hanya masuk ke bisnis yang sesuai syariat Islam.
  • Seleksi Ketat Emiten: Saham syariah disaring secara berkala oleh otoritas pasar modal, hanya menyisakan emiten yang sehat secara fundamental dan bebas dari praktik haram.
  • Stabil dan Rendah Risiko: Karena tidak melibatkan sektor berisiko tinggi seperti alkohol, perjudian, atau keuangan berbasis bunga, saham syariah cenderung lebih stabil di tengah gejolak pasar.
  • Potensi Jangka Panjang: Banyak saham syariah berasal dari sektor riil seperti energi, infrastruktur, dan telekomunikasi yang mendukung pertumbuhan jangka panjang.

10. Perbandingan Manfaat Saham Syariah vs Konvensional

  • Manfaat Saham Syariah: Memberikan ketenangan spiritual, transparansi lebih tinggi, dan cocok untuk strategi investasi jangka panjang yang stabil.
  • Manfaat Saham Konvensional: Pilihan emiten lebih luas dan fleksibel, tapi berisiko jika tidak diseleksi dengan baik karena bisa mencakup sektor tidak etis atau volatil.

11. Contoh Saham Syariah Paling Cuan 5 Tahun Terakhir

Berikut contoh saham syariah yang mencetak kinerja terbaik secara gabungan capital gain dan dividen:

  • ADRO (Adaro Energy Indonesia): Kenaikan harga saham signifikan dalam 5 tahun terakhir dengan dividen besar hingga 5% per tahun, cocok untuk income investor.
  • TLKM (Telkom Indonesia): Stabil membagikan dividen setiap tahun, sambil tumbuh seiring transformasi digital nasional.
  • BRIS (Bank Syariah Indonesia): Sejak merger dan IPO, mencatatkan kenaikan signifikan seiring meningkatnya literasi keuangan syariah.

Tiga saham ini tidak hanya memenuhi kriteria syariah, tapi juga terbukti menghasilkan return yang menarik untuk investor jangka panjang.

Kesimpulan

Saham syariah dan konvensional sama-sama bisa menguntungkan, tapi pilihan tergantung pada keyakinan dan tujuan investasimu. Bagi investor Muslim, saham syariah menawarkan ketenangan karena sesuai prinsip halal. Namun bagi investor umum, saham konvensional menawarkan lebih banyak pilihan sektor dan emiten.

Yang penting, keduanya tetap memerlukan analisis fundamental dan strategi jangka panjang agar hasil investasimu maksimal dan berkelanjutan.

Next Post Previous Post
Gabung Grup WhatsApp

Dapatkan insight dan diskusi eksklusif seputar investasi langsung dari komunitas.

Gabung Sekarang
UNLOCK NOW

Unlock additional opportunities with our Reward Programs for You

GET REWARDS