Saham Blue Chip: Kenapa Orang Kaya Lebih Suka Beli Saat Krisis?
Mengapa investor kaya memilih saham blue chip—perusahaan besar, stabil, dan terpercaya—terutama saat krisis? Dengan pendekatan berbasis data dan fakta, kita kupas 5 alasan utama dan cara praktik terbaik dri para investor dalam memanfaatkan momentum krisis untuk menambah aset berkualitas tinggi.
1. Apa Itu Saham Blue Chip & Mengapa Penting?
Saham blue chip adalah saham perusahaan besar, stabil, dan berpengaruh di industrinya. Contoh di Indonesia: BBCA, TLKM, UNVR, ICBP.
- Fundamental kuat (laba stabil, utang rendah)
- Kapitalisasi pasar besar
- Likuiditas tinggi
- Dividen rutin
Fakta: Menurut BEI, saham LQ45 (mayoritas blue chip) memberi dividen yield rata-rata 2–4% per tahun secara konsisten.
2. Harga “Diskon” Saat Krisis: Momentum Emas
Orang kaya tahu bahwa krisis adalah saat terbaik beli saham berkualitas. Ketika publik panik dan menjual, harga saham blue chip jadi underpriced.
Contoh: Saat krisis 2008 dan 2020, saham BBCA sempat anjlok 30–50%, tapi kembali naik dua kali lipat dalam 1–2 tahun.
3. Diversifikasi Jadi Tameng Risiko
Investor kaya membeli beberapa saham blue chip dari sektor berbeda: keuangan, konsumer, telekomunikasi, dan energi.
Studi Harvard Business Review: Diversifikasi mengurangi risiko portofolio hingga 40%–50%.
4. Saham Blue Chip Rebound Lebih Cepat
Perusahaan besar punya cadangan kas dan akses pendanaan yang memudahkan mereka bangkit lebih dulu dari krisis.
Data: IHSG pulih 30% dalam 6 bulan pasca Maret 2020. Saham seperti BBCA, TLKM, dan ICBP rebound penuh dalam 6–9 bulan.
5. Dividen Yield Meningkat Saat Harga Turun
Harga saham jatuh = dividen yield naik. Investor kaya memanfaatkan momen ini untuk memperoleh “gaji pasif” lebih tinggi per lembar saham.
Contoh: BBCA dividen yield naik dari 2,5% ke 4% saat harganya turun 30% pada 2020.
6. Psikologi Orang Kaya: Melawan Arus
Saat publik panik, orang kaya tetap tenang. Mereka paham Mr. Market dan tahu: ketakutan publik = peluang beli murah.
Benjamin Graham: “Mr. Market dapat menjadi musuh atau temanmu.”
7. Data Historis Akumulasi Blue Chip Saat Krisis
Periode | Return IHSG | Recovery Time | Dividen Yield |
---|---|---|---|
2008–2009 | -50% → +100% | 9–12 bulan | 3–5% |
2020 | -40% → +30% | 6–9 bulan | 4–6% |
2022 | -20% | 8–10 bulan | 3–4% |
8. Cara Orang Kaya Memanfaatkan Krisis
- Identifikasi saham blue chip berkualitas (LQ45, IDX30)
- Tunggu harga turun signifikan (30–50%)
- Beli bertahap untuk diversifikasi harga
- Simpan untuk jangka panjang (1–5 tahun)
Tip: Gunakan aplikasi seperti RTI, Stockbit, Ajaib untuk analisis dan pemantauan portofolio.
9. Studi Kasus Nyata
- Warren Buffett: Masuk Apple dan bank besar saat resesi 2008 dan COVID-19.
- Keluarga Hartono: Tambah saham BBCA saat IHSG jatuh di 2020.
- Investor institusi: Menyerap blue chip dalam jumlah besar saat indeks jatuh.
10. Risiko & Tips Menghadapinya
- Likuiditas: Siapkan dana darurat terpisah.
- Durasi krisis: Sabar & hindari panik jual.
- Solusi: Gunakan strategi DCA, jangan all-in sekali beli.
Kesimpulan
Krisis bukan akhir dari segalanya—bagi orang kaya, ini justru awal untuk memborong aset dengan harga murah. Saham blue chip adalah instrumen andalan karena:
- Rebound cepat
- Dividen tinggi saat harga rendah
- Fundamental perusahaan solid
Jangan takut krisis. Belajarlah seperti orang kaya: belanja saat diskon, bukan saat hype.
Penutup
Kamu bisa mulai investasi saham blue chip hari ini bahkan dengan Rp 10.000. Siapkan daftar saham incaranmu, dan tunggu waktunya pasar “diskon”. Waktu terbaik membeli saham adalah saat orang lain takut.
"Be greedy when others are fearful." – Warren Buffett